Selasa, 27 Juli 2010

Bapak Kaya, Bapak Miskin...Hikmah dalam perjalanan..

:: Definisi Kaya

Masih ingat bukunya Robert T. Kiyosaki? Rich Dad Poor Dad... buku ini cukup menarik perhatian saya...sejak buku ini menjadi best seller, dalam buku ini, Kiyosaki, lebih memfokuskan Definisi Bapak kaya dan Bapak miskin, pada bagaimana mengelola finansial yang baik..

Tidak ada yg salah memang, kalau dilihat dalam perspektif finansial, ditambah kecenderungan buku2 luar sana lebih banyak mengedepankan "Liberal"-nya.. tapi pandangan ini, paling tidak dapat memotivasi untuk cara agar kita lebih cerdas mengelola keuangan.



Buah fikiran Kiyosaki antara lain adalah membandingkan pandangan-pandangan hidup kedua ayahnya yang sukses dibidang masing-masing, akan tetapi mempunyai hasil yang berbeda dalam hal kesuksesan finansial. Bagaiman menjadi Kaya, dalam mengelola Aset, Liabilitas, dan Kebebasan Finansial.


Tapi dalam suatu perjalanan saya minggu yll, membuatku berfikir..,,tentang apa itu Bapak kaya..
Selama ini secara tidak langsung perspektifku tentang kehidupan, juga dipengaruhi buku2 luar, yang cenderung kapitalis.. hehe....kali de.....
Walaupun kadang diimbangi dengan buku2 lain dalam negeri tapi bertahun2 sekolah dan bekerja, tipikal "knowledge warehouse"sebagian besar berawal dari produk luar juga kan?..


::Hikmah perjalanan

Perjalanan Bandung - Jakarta, biasanya lebih banyak dengan mobil sendiri, tp krn sesuatu hal saya naik travel. Saat itu naik travel Xtrans, dan kebetulan penumpang hanya dua orang plus sopir. Karena hanya bertiga, akhirnya perbincangan terjadi yang dimulai dari obrolan ringan, mulai dari obrolan pekerjaan, sekolah dll.

Sopirnya juga akhirny ikut ngobrol, ...dan saya berusaha menjadi pendengar yang baik bagi kedua teman seperjalanan ini, dibanding lebih banyak bicara...

Diawali dari pertanyaan sang sopir, yaitu bagaimana peluang mendapat bea siswa di perusahaan besar di Indonesia,..lalu dia menceritakan kalau anaknya kuliah dgn ipk 3,7.... dgn skala 4,...pinter juga pikirku, saya jadi yakin anaknya pasti masuk kategori pintar...ditambah dgn cerita sang sopir ketika anaknya masih SD, SMP, SMA dan sekarang kuliah yang juga selalu aktif dalam berorganisasi.......hmm pastinya berprestasi..


Singkat cerita sopir yang punya dua anak ini, saya anggap luar biasa dalam cara mendidiknya, karena kedua anaknya selain kategori cerdas berprestasi, dan ketika masih kuliahpun sudah jadi buruan perusahaan2 besar baik dalam maupun luar negeri.

Sejenak saya berfikir, seorang sopir,......sepertinya secara finansial, klu diluar pendapatan lainnya, mestinya saya lebih beruntung, pendidikan...apalagi, dia tidak pernah kuliah, sedangkan aku S2, ditambah pendidikan spesialis di luar negeri, dan banyak hal lainnya yg secara penilaian duniawi pasti dianggap akulah yg lebih beruntung..

Tapi...saat itu, aku menganggap, dialah, si sopir y ang beruntung, dan saya menganggapnyasebagai Bapak Kaya, dibanding diriku yang aku anggap sebagai Bapak (masih) miskin..hmmm....berharap bisa jadi Bapak Kaya

:: Bapak Kaya secara Mental..

Sebagai Ayah yg juga memilik anak yang masih perlu perhatian,.........saya tertarik jg dgn obrolan sopir ini, akhirnya saya tanya, bagaimana dia mendidik anaknya.

Lalu dia cerita..
Ketika anaknya menginjak SMA, dia merasa secara finansial tidak sanggup melanjutkan anaknya kuliah, tapi dia juga ingin kehidupan anaknya lebih baik dari dirinya..
Dan dia berpesan pada anaknya "Kalau kamu mau kuliah, sbg bapak saya akan mendukungmu, tapi...kamu harus siap berlapar2...dan sering2lah bangun pada malam hari"..tertegun saya mendengarnya ....

Sopir ini luar biasa....yg dimaksud bangun tengah malam, sebagai seorang muslim adalah bagaimana dia mendidik anaknya selalu dalam nuana religi, dengan sering tahajud,...untuk selalu berkomunikasi dengan Maha Pencipta..... aktivitas spiritual yang memerlukan usaha luar biasa bagi saya sendiri....

Masih lanjutnya "....dan Bapak sudah tdk bisa mengawasimu terus...apabila suatu saat terlintas ingin berbuat maksiat....carilah tempat dimana malaikat dan Allah tdk akan menemukanmu"...huhhh...semakin aku terdiam....
Saya harus banyak belajar dari Bapak Kaya (secara mental dan spritual) ini,...
Bagaimana dia mendidik anaknya bersosial, dan tetap berprestasi...dengan memberikan dukungan yang bukan main bagusnya untuk sang anak..

Dan dia juga menyampaikan, dimanapun seorang anak memerlukan figur, dan...anak2nya perlu figur, perlu contoh, dan saya sebagai orang tua, berusaha bertindak dengan kehidupan dengan mendidik secara agama... mantafss..pikirku...

Penlajaran ini....., dan untuk anda para Bapak dan Ibu, sebagai orang tua dari anak2 anda..selamat bagi anda yang sudah menjadi Bapak2 kaya, yang berhasil mengajarkan anaknya mengenal akan Tuhannya, mengajarkan akan sulitnya hidup, seperti halnya Douglas Mc arthur dalam doa untuk anaknya ketika perang Pasifik berlangsung.....tidak ingin mengajarkan anaknya dalam lingkungan serba kecukupan dan serba mudah....yang seringkali terbalik dengan sebagian orang yang berkecukupan....memanjakan anaknya dalam gelimang harta...

Saya akan terus belajar untuk itu.. begitu kira2 tekadku terlintas....
Duniawi bukanlah segalanya, istilah jawa, hidup "cuma numpang ngombe - cuma numpang minum" seberapa lama sih untuk minum??

Bila kita masih berpikir, masih ada kehidupan panjang yang sebenarnya, setelah kehidupan ini, maka semoga kejadian kecil saya tadi dalam perjalanan menjadikan pelajaran utk kehidupan dunia dan akhirat.... semoga selalu menjadi hikmah dari setiap kejadian....amiin


Salam,
Hendrawan

NOTE:
Sahabatku semua....jadilah selalu Penular Nilai-nilai Kehidupan atau disebut juga VALUE AMBASSADOR, When The Heart Rules the Mind,... yang pastinya akan memiliki nilai positif bagi lingkungan yang akan kembali ke diri anda, keluarga anda, dan tentu saja lingkungan...

Ingin memiliki bukunya? silahkan KLIK Disini .
Ingin baca sinopsisnya? silahkan Klik DISINI.


Rasakan perubahan ini dalam keseharian, dalam keluarga dan pekerjaan, setelah anda selesai membaca buku ini,  …… buku ini TIDAK akan membuat anda menjadi lebih Kompeten, lebih berkarakter atau lebih Komunikasi, tetapi secara perlahan dan bertahap akan membuat anda berbeda, mengerti akan kemampuan dan potensi diri, lingkungan, melebur menjadi seseorang yang bernilai, menjadi diri sendiri dengan jati dirinya, dan masuk dalam Lingkar Pengaruh sebagai Value Ambassador, karena semua ini menuju suatu pola dan anda akan merasakan pengalaman dari orang lain,  InshaAllah.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Atas kunjungan dan Komentar, saya mengucapkan Terima kasih, semoga bermanfaat, dapat memupuk pikiran positif & selalu dapat mensyukuri Nikmat Allah swt ..., ..Aamiin yra.

Salam,
Hendrawan