Sabtu, 27 November 2010

Kesempurnaan itu TIDAK untuk saat ini....(1/2)


"Pagi Tadi begitu kuat aku hadapi, tapi dalam perjalananku ke bandara...tak terasa mataku berkaca kelam.., mengingat semuanya...Selamat jalan Bapak, semoga tenang di alam sana, kami anakmu akan selalu mendoakanmu, terima kasih atas jasa-jasamu yg telah mendidik kami, .....Innalillahi wainnaailaihi roojiun."  (Jumat, 19 Nop 2010)

Sepenggal kata  kucurahkan di Facebook,  dengan kabar meninggalnya Bapak, di perjalanan.... sedikit "Agak Linglung" kutulis kata-kata itu......menuju bandara...

Langkah demi langkah menuju ke Pemakaman Bapak (perjalanan ke Bandara, beli tiket dari Calo karena memburu waktu penerbangan, dll)... semuanya hampa, berjalan tanpa kontrol pikiran seperti biasa ... kenapanya....tidak tahu persis.  Kedekatanku dengan Bapak, tidaklah sedekat orang lain sebagai hubungan Ayah dan Anak yang begitu dekat, tapi....begitulah yang terjadi.....

hari ini, 9 hari wafatnya Bapak......,sisi emosiku berkecamuk, aku tulis artikel ini....semoga menjadi pelajaran atau pengalaman yang bisa ditarik hikmahnya, untuk anda para orang tua...atau calon orang tua..... sekaligus curhatku...


:: Broken Home

"Broken Home" atau keluarga yang tidak utuh (karena perceraian) bukanlah keadaan yang enak untuk dinikmati oleh seorang anak, dimanapun itu,....Bagi seorang anak, andai mereka bisa bicara, tentu akan menganggap sebagai EGOISME Orang Tua Mereka, yang tak pernah bisa dimengerti bagi kejiwaan seorang anak yang belum dewasa, kenapa itu bisa terjadi. 

Namun kenyataan, itulah keadaan yang sering dialami banyak anak-anak, yang justru dilahirkan (yang katanya) dari buah kasih sayang dan CINTA yang dibina oleh kedua orang tua mereka sebelum menikah......ironis bukan?


Itulah yang terjadi.....termasuk saya, ...lahir dari keluarga yang tidak utuh, Orang tua bercerai ketika hak bicaraku tidak bisa disampaikan, karena umur yang masih 2 tahun....terlepas dari alasan apapun, ketika aku menginjak umur pra remaja (SD sd SMP), jiwa berontakku sempat muncul, walaupun tidak sampai ke permukaan (hal sangat negatif), kenapa?? 

Beruntung,...klo boleh kuanggap begitu...Kakek dan Nenek-ku mengambil alih peran kasih sayang ini, walaupun tidak sesempurna orang tua utuh tentu saja, dan lebih beruntung lagi, Kakek Nenek-ku bukanlah berasal dari orang kaya yang berkecukupan, dengan gelimang harta, tapi sangat....sangatlah sederhana, ...karena dgn begitu.....aku menjadi terbiasa hidup sederhana, belajar banyak dari mereka, hidup disiplin,  menjunjung kejujuran, pelajaran agama yang ketat seperti mengaji di Rumah, selain juga di Masjid, walaupun kurang terjamin kualitasnya.....karena di Mesjid  lebih banyak mainnya dari pada mengaji, karena banyak ketemu teman bermain. 

Makanya, tidaklah aneh, kenakalan demi kenakalan, aku alami......tapi tentu saja bentuk kenakalan sorang anak....:)

 

Kakek-ku bisa dibilang sukses menyekolahkan Anak-anaknya, menjadi Sarjana bahkan Guru besar (seperti Bapak Saya), suatu hal yang langka saat itu, bisa mendidik anak2nya dgn nafkah dari seorang penjahit Pakaian, seperti Kakek-ku.

Banyak sekali pertanyaan yang timbul ketika itu, dalam kehidupan kecilku, .....seperti sering datangnya Wanita, yang selalu menanyakanku, mengajak bermain....yang ternyata dia, ibuku,, dan seringnya Anak pertama  dari Kakek-Nenek-ku, yang bermotor "Vespa" atau "Toyota Hard Top" kala itu, yang tinggal/Dinasnya di Luar Kota,  yang aku Panggil Om, yang ternyata adalah ayahku-ku,  suka memberikan biaya sekolah dll, ke Nenekku.....dan banyak lagi hal lain...  

Mulai mengenal Orang tua sebenarnya, saat pembagian Raport di Kelas 5 SD, ...pertanyaan dalam hati, kenapa nama Orang tua yang tertera di Raport,  berbeda dengan yang di rumah, sekali lagi....aku simpan pertanyaan itu, ........kupikir, sekecil itu dah cukup bijaksana utk tidak menyakiti Kakek Nenek-ku yang sudah merasa aku adalah anak bungsu mereka.  Terbuka secara transparan setelah kelas 3 SMP,......baru tahu, dan mulai mengenal (kalau boleh dibilang menyelidik) seperti apa orang tuaku.  

 

:: SIAPA AYAHKU

Bapakku - Orangtuaku, biasa saja, tidak terlalu pintar, tapi jelas....bukan orang bodoh. Gelar Insinyur, dari UNPAD diperoleh, Pejabat DIKNAS lagi, ...disaat masih langka saat itu, dan membuat masa kecilku bangga. dibanding teman2ku......haha....senyum sinisku meluncur saat kutulis ini.....,.. sampai Kepsek SD aja tahu, "Who is My Daddy", ......perlahan tapi pasti, S2 diraihnya dari UGM, dan terakhir Doktor, dari ILLINOIS Amerika, digenggamnya, hebat bukan?.....tapi tidak se-HEBAT itu.........yang sebenarnya banyak contoh Orang tua Hebat lainnya, yg kutulis dalam Blog ini, Bapak Kaya Bapak Miskin, hikmah dalam perjalan, misalnya.

 

Sempat aneh mulai dari SD sampai dengan SMA, ...Bapak-ku tidak pernah menanyakan Berapa Nilai Raportku, ...jadi kalau Paman-pamanku bilang, Nilaiku jelek atau Bagus, Bapak selalu bilang....tidak apa-apa, yang penting NAIK KELAS, woww!!....gampang banget pikirku...enak neh si Bapak!!, .....yg kebetulan saat itu nilaiku tidak sebagus tahun sebelumnya..... tapi apa yg terjadi? sejak saat itu, aku tidak pernah mendapat ranking kurang dari 3,......permainanku selalu Ranking 1, 2 atau 3......padahal, hmm...bacaan wajibku di SMA ....Koo Ping Hoo, ....mungkin segudang yang sudah ku baca....kalau bukan karena Sakit Liver-ku, aku tidak berhenti baca Koo Ping Hoo ..hehe..ampyyuun deh, sampai ke Toilet Aja, dibawa tuh Buku... lupa makan segala.....

 

Bapakku, tidak pernah mau memberikan biaya untuk hal lain,... kalau aku yg minta langsung, misalnya utk pakaian, sekedar hobby, musik, atau hiburan.....itu yg membuatku jengkel, ..., kalao main ke Rumah temenku, aku sering iri, ada tape bagus, kaset, jenis hiburan lain, dan alat olahraga di kamarnya......sementara diriku....huhh...., itulah konflik kecil yang sering terjadi antara diriku dan dia Bapakku...tapi kalau bilang soal mau beli Buku,...hmmm, jangan ditanya.....sekarang bilang, minggu depan, datang WESEL, ....alat pembayaran transfer via Kantor POS saat itu...

 

Bukan hanya cerita bagusnya, tapi....seiring dengan pertumbuhanku, Konflik demi konflik aku alami, diantara hubungan Ayah dan Anak,....apalagi sejak perkawinan (kembali) orang tuaku...  bahkan Kakak-ku (satu2nya kakak, laki-laki) yang memilki tingkat ke-LABILan tinggi, jelas membuat dia tidak stabil dalam hidupnya.....bahkan sempat masuk ke Area "Restricted", karena Kakakku tidak tinggal  bersama, walaupun lebih banyak memperoleh, kehidupan yg lebih layak sebenarnya,.......tapi dengan mendapatkan Kasih sayang yang TIDAK TETAP, sepertiku..........karena selalu berpindah-pindah tempat, sehingga Kasih sayang yang dirasakan menjadi variasi, dan itu menimbulkan kegamangan dalam kehidupan di masa kecilnya....akan status Siapa yang berperan menjadi orang tua. 

Berbeda dengan diriku yang mulai kecil samapai dewasa, selalu dengan Kakek dan Nenek ......itulah dinamika terkeras yang kualami,....terjadi di Masa REMAJA, ........gara-gara Ketidak stabilan kakakku, semua mendapatkan efek samping (negatif)-nya....

 

Itulah kenapa aku masuk dalam kesimpulan SEMENTARA-ku, Bapakku bukanlah orang hebat, karena hanya hebat dalam pekerjaan, hebat dalam Pendidikan.....tapi telah "gagal" dalam membina Keluarga yang sehat.....Teori dan Praktek tidaklah selalu beriringan.... hmmmm.....

ditambah lagi......Orang Tua dengan keluarga barunya, dimana pemenuhan dan kehidupan yang layak, diperoleh bersama istri barunya dan  Adik2 tiriku, aku anggap sebagai ketidak ADIL-an...tapi entah karena pendidikan agama yang diajarkan Kakek, atau karena cukup banyak teman2, atau karena beban masalah hidupku telah banyak memberiku pelajaran.........aku cukup "Dewasa/stabil" menerima keadaan itu...but ...konflik bathin jalan terus .... 

 

::Menerima KEKURANGAN

Sebagai Saksi.....dimana Variasi Masalah, di masa kecil.... dari keluarga besar Kakek dan Nenek, dari paman2ku...istri2 pamanku.....bagaimana masalah itu terjadi,  sumber permasalahan, dan bagaimana permasalahan itu tersolusi, bahkan tidak tersolusi sekalipun...sebagai bagian dari permasalahan horizontal Hubungan Manusia, .. berlanjut di dalam pekerjaanku, dan perjalanannya....semua mengajarkanku akan Kompleksitas kehidupan... dan perlunya Penyadaran luarbiasa akan Hakikat Hidup...syaahhh.................tapi memang itulah, aku dibesarkan dgn permasalahan...SO..... "Cara Bijak"-lah yang mengajarkanku semuanya....

 

Selepas aku Lulus Kuliah dan Bekerja,....dan menikah.....aku hidup sangat mandiri, jangan sampai aku merepotkan orang lain, begitu prinsipku.........sejak bekerja, kehidupan keluargaku ingin normal......selayaknya orang lain,...dan semua konflik yang dialami dalam keluarga aku terima, dengan selalu berpadangan POSITIF termasuk bila ada konflik dengan Bapak.....dan bahkan lebih banyak memberikan solusi aktif.....daripada ku terlibat dalam konflik lebih jauh, walaupun begitu ....masih selalu terjadi konflik keci.l.....bahkan cenderung menurun...

 

Hal sederhana misalnya, ...konflik Ayah dan Kakak-ku, kalau itu karena masalah finansial, aku selalu bantu...tapi kalau masalah lain, aku lebih menasihati Kakakku dibanding Orang tuaku......karena aku merasa, lebih baik sebagai anak, yang mengalah dari pada Orang tuaku yang (lebih tak mungkin) mengalah, apalagi keyakinanku mengatakan, orangtuaku, pasti memiliki banyak masalah, terlebih anaknya  (adik tiri) ku dah beranjak dewasa.... belum masalah pekerjaannya....

 

Atas Sikapku ini....mulai membawa hasil, ....setiap perpindahan Kota karena pekerjaanku, orang tua menyempatkan datang, dan aku berusaha menjamu sebagai orang tua......so...kehidupan dan komunikasi Ayah-Anak terjalin cukup baik......sampai Bapak-ku begitu senang, ketika ku ditempatkan di kota Banjarmasin, di Kota dimana Bapak bekerja...saat itu dah berumur 65 th,...tapi Bapak masih aktif  bekerja krn disiplin ilmunya yang masih jarang, banyak diperlukan Perusahaan2..dan Perguruan Tinggi .....

 

Ide-idenya banyak sekali, tercurah ketika ngobrol....aku tanggapi ide2nya walau  sulit utk  dilaksanakan oleh adik atau kakak-ku, ....tetapi dengan Pandangan POSITIF,...tidak ada yg aku sanggah....kalau terpaksa, kusajikan dgn "Komparasi LOGIKA Analog" Sederhana saja... ....jadi kalaupun idenya tidak bisa dilaksanakan, itu berasal dari hasil Telaah Bapak Saya sendiri....................


yaahhhh..............Kesimpulanku akan ketidak sempurnaan Bapak dalam mengelola hidup, adalah pelajaran dalam hidupku, hingga aku terima sebagai KETIDAK SEMPURNAAN dalam hidup.....seperti halnya AKU...yang juga tidak pernah SEMPURNA, dalam mengelola dan membuat SOLUSI dalam permasalahan HIDUP....karena HIDUP kali ini hanyalah jalan/bekal  menuju kesempurnaan Kehidupan berikutnya.....itulah obat untuk selalu ke-TENANG-an menjalani kehidupan ini.


Karena itu......Bagi mereka yang mengerti akan dirinya sendiri dan senantiasa diliputi oleh ketenangan jiwa serta pikiran yang selalu jernih, akan menghasilkan ide positif dan cermerlang. Otaknya akan berkerja berdasarkan naluri sehingga mereka sangat optimis dan percaya diri untuk melakukan sesuatu hal. Segala halangan dan rintangan dalam hidup ini di hadapi dengan keyakinan bahwa segalanya pasti akan berlalu dan roda kehidupan memang sudah menjadi sunatullah akan selalu berputar.


Bersambung......

Kesempurnaan itu Tidak untuk saat ini (2/2)


Salam,

Hendrawan 

 

 



Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Atas kunjungan dan Komentar, saya mengucapkan Terima kasih, semoga bermanfaat, dapat memupuk pikiran positif & selalu dapat mensyukuri Nikmat Allah swt ..., ..Aamiin yra.

Salam,
Hendrawan