Kamis, 11 Oktober 2012

Ngasih Penuh....Dapat Banyak..... Ilmu Sedekah??


Rumah Makan ini agak bandel,...Permintaan Setengah dengan Satu, sama banyaknya...dan aku selalu kembali kesana... inilah strategi tingkat Tinggi... 'The More You Give The More You Get" ...Smile n' Semangat Pagi!! :) (Status FB, 12 Okt 2012)

:: 1/2 PORSI dan 1 PORSI

Pertama kali Makan disini, Porsi Nasinya Full (Piring sampe Penuh)...wah kebanyakan, pikirku,  sewaktu kesana lagi...saya pesan Setengah Porsi, tapi Makanan yang datang gak ada bedanya dengan Satu Porsi alias Full Terus..... berulang kali seperti itu, ...."buu...nasinya Setengah saja yaa" teriakku...Ibu pemilik yang sudah tua ini bilang "Iyaa.....", begitu datang,  wadooww tetap FULL Porsi ... tapi yang lebih anehnya..... Porsi yang diberikan SELALU Habis  hahaha....... 


kesimpulannya???  Ibu Pemilik Warung makan ini tidak punya standar porsinya.....atau dia memang sengaja memberikan FULL, karena dia tahu pelanggannya anak KOST, dan porsi gede-pun selalu habis ...dan... karenanya juga malah menjadi langganan..... apalagi kalau lagi sahur di Bulan Puasa....wuihh membantu sekali....

Hal ini, dia berlakukan hampir ke semua pelanggan...., tidak pernah memberikan menunya kurang dari yang dipesan, bahkan sering dilebihkan... dan kenyataan pelanggannya terus antri....

Sambil melamun, Pikiranku Melebar.....sehabis makan.... gambaran tentang ini dalam Manajemen disebut apa ya??....terlintaslah dalam referensi Memori saya, 'The More You Give The More You Get".... disebut juga "RESPECT" sepertinya cocok untuk gambaran tentang ini.... 
yappp... dalam Islam, lebih kena dengan Ilmu SEDEKAH atau SODAQOH.....

:: BERI dan TERIMA= KEKEKALAN ENERGI ?

Hasan Basri memberikan tata cara menapak tangga prestasi, dengan memberikan dua jalan untuk mencapai sebuah prestasi yaitu dengan : Imsak (Menahan Diri dari hal-hal yang melalaikan) dan Infak (Mengorbankan/ menginfakkan apa yang dicintainya). 

Hukum Kekekalan Energi (Hukum I Termodinamika) berbunyi: “Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, energi hanya dapat diubah dari 1 bentuk energi ke bentuk energi yang lain. “ Energi alam semesta adalah tetap, sehingga energi yang terlibat dalam suatu proses kimia dan fisika hanya merupakan perpindahan atau perubahan bentuk energi.

Simak apa kata John F. Kennedy (1961) : “Apabila suatu masyarakat-bebas tidak dapat membantu banyak orang yang miskin, masyarakat tersebut akan gagal menyelamatkan sedikit orang kaya “ ........... bukankah ini bukti penguatan Teori Kekekalan Energi?

Kalau benar masalah Kekekalan enegi ini ada..... “Mengapa seseorang selalu merasa kurang secara penghasilan? Jawaban berarti, Mungkin karena ia kurang sedekah!  begitukah??

Seperti kata Ustadz Yusuf Manshur, Instropeksilah, mungkin sedekah yang kita keluarkan terlalu sedikit, sehingga berkah yang Allah berikan juga sekedarnya. Padahal dalam surat Al An’am ayat 160, Allah sudah janji akan melipatgandakan pahala sampai 10 kali lipat bagi mereka yang berbuat kebaikan. Jadi sebetulnya kita tak perlu ragu untuk menyisihkan penghasilan bagi mereka yang membutuhkan, karena 1 – 1 = 10, itulah ilmu sedekah.

:: KISAH NYATA

Saya hadirkan dua kisah nyata ini sebagai gambaran...

Kisah #1

Ada seorang wanita berusia 37 tahun yang belum menikah, dan sudah lama berharap mendapatkan Jodoh...... Beberapa Minggu sebelumnya, telah mendengarkan faedah sedekah, wanita itu lantas pergi ke masjid terdekat dari rumahnya dan bertanya pada penjaga masjid itu, “Maaf, Pak… kira-kira masjid ini butuh apa? Barangkali saya bisa bantu…” “Oh, kebetulan. Kami sedang melelang lantai keramik masjid. Semeternya 150 ribu…” Wanita itu menarik sejumlah uang dari sakunya, yang berjumlah 600ribu. Tanpa pikir panjang ia membeli empat meter persegi lantai tersebut...... ”Mudah-mudahan hajat saya terkabul…” harapnya.

Subhanallah… Allah menunjukkan keagungan-Nya. Minggu itu juga datang empat orang melamarnya! “Itulah sedekah!”

Kisah #2
Seseorang di Jawa Timur bercerita.... yang ini agak panjang, tapi layak untuk disimak.

Amal ibadah saya biasa-biasa saja. Tak ada yang istimewa pada diri saya. Tapi alhamdulillah, di luar dugaan sebuah kecelakaan dahsyat ternyata tidak sampai berakibat fatal pada diri saya. Bahkan, diabetes saya sembuh setelahnya.

Usai shalat Jum’at saya mengemudi mobil dari Surabaya menuju Malang, ada janji dengan  customer di Kota Apel. Sampai di sebuah putaran balik, tiba-tiba sebuah truk dari arah Malang nyelonong menghajar mobil saya. Braaakkk! Si sopir gagal menghentikan laju kendaraannya di jalan yang menurun. 

Ketika sadar, saya sudah berada di RS Saiful Anwar Malang. Luka yang saya alami cukup parah; Tengkorak muka remuk dan kedua tulang tangan kanan saya patah sama sekali. Di rumah sakit, saya ditangani dokter spesialis syaraf yaitu Dr. Widodo, dengan tim medis yang terdiri 7 dokter syaraf, bedah syaraf, bedah tulang, bedah kosmetik, internist, mata, dan dokter THT.

Sebelum kecelakaan, saya sudah menderita diabetes. Jadi, saya tidak bisa langsung dioperasi untuk memperbaiki tulang-tulang tengkorak muka dan lengan. Sebab, kata dokter, kadar gula darah saya masih tinggi sehingga harus diturunkan dan distabilkan dulu.

Sepekan kemudian, pada 17 Desember 2010, akhirnya dokter memutuskan saya bisa menjalani operasi bedah tulang dan kosmetik. Dua hari jelang operasi, istri saya berkeliling rumah sakit dan pasar di dekat situ untuk bersedekah. Dia bagikan uang kepada orang-orang tua dan para pasien di IRD yang tidak memiliki biaya untuk berobat, sambil meminta doa untuk kesembuhan saya.

Sehari jelang operasi, tulang tengkorak wajah saya difoto rontgen oleh dokter bedah plastik. Hasilnya, Subhanallah, Allahuakbar, hampir seluruh tengkorak muka saya (yang retak tadi) sudah tersambung kembali dengan sendirinya! Sehingga menurut dokter, hanya diperlukan pemasangan satu pen di pipi kanan saya.

Untuk tulang lengan saya yang patah, masih tetap harus dioperasi untuk memasang pen.
Setelah kesadaran saya membaik, saya ditangani oleh dokter syaraf. Dengan hasil pemerikasaan itu, dokter syaraf menyampaikan kabar seram pada istri saya, bahwa saya akan kehilangan 50% memori ingatan saya. Dan,  perlu beberapa bulan perawatan untuk memulihkannya.

Baru 2 minggu menjalani rawat inap, saya sudah boleh pulang. Kondisi saya secara umum sudah baik, walau memori otak saya belum 100% pulih. Kenyataan ini betul-betul mengherankan dokter syaraf yang menangani saya. Sebab, katanya, dia pernah memiliki pasien yang kondisinya mirip saya dan harus dirawat di RS sampai 7 bulan lamanya.

Secara berkala, saya masih tetap harus kontrol ke dokter, terutama untuk kesehatan syaraf dan internist. Alhamdulillah, sekitar 2 bulan di rumah, memori saya terus membaik. Dan yang luar biasa lagi, menurut dokter internist yang menangani saya, diabetes saya dinyatakan sembuh! Allahuakbar!


ingin kisah nyata lainnya? ..dan silahkan klik disini....

:: NASIHAT MEMBERI

Saya ulas tulisan Muhammad Sulhi/pernah dimuat di Majalah Intisari, Oktober 2006, 
Ust. Yusuf mewanti-wanti, "Sedekah itu jangan dipikirin, karena enggak akan nyambung dengan otak. Secara logika, makin banyak sedekah ‘kan makin ngurangin harta. Jadi, buang jauh logika ketika ngomongin sedekah!" Yusuf mengilustrasikan, seorang karyawan yang "pakai otak", sudah dapat ditebak berapa total gajinya saat pensiun. Tapi kalau dia rajin bersedekah sampai mentok, bisa saja dia pensiun sebagai direktur! 

Logika Mentok....
Misalkan, gaji Anda hanya Rp 1 juta, sedangkan kebutuhan mencapai Rp 3 juta, bagaimana cara menutupnya dengan sedekah? Taruhlah setelah mendapat pencerahan, Anda berniat sedekah sesuai anjuran agama, sekitar 2,5 % dari penghasilan. Berarti sedekah Anda 2,5% x Rp 1 juta = Rp 25.000,-. Secara fisik, uang Anda berkurang (Rp 1 juta – Rp 25.000,-) menjadi Rp 975.000,-, namun secara metafisik uang Anda sebenarnya Rp 975.000,- + Rp 250.000,- (Allah menjanjikan balasan untuk setiap sedekah minimal dikalikan 10) = Rp 1,25 juta. Jauh di bawah kebutuhan, 'kan?

Nah, agar sedekah itu mentok, titik tolaknya bukan dari pendapatan, tapi dari kebutuhan. Jadi, jika Anda bersedekah 10% (10% x Rp 3 juta = Rp 300.000,-), "balasannya" kira-kira Rp 700.000,- (sisa gaji) + Rp 3 juta (sedekah dikalikan 10) = Rp 3,7 juta. Sudah melewati target? Pasti.

Namun, Yusuf juga mengingatkan, sedekah itu harus dijaga, jangan sampai "bocor". Cara menjaganya dengan rajin salat lima waktu, puasa sunat, salat berjamaah, salat malam, dan amalan-amalan sunat lainnya. Sebaliknya, jika seseorang belum bisa menghentikan kebiasaan bergunjing, berjudi, dan kebiasaan buruk lain yang dilarang agama, alih-alih mendapat balasan 10 atau 100 kali lipat, nilai sedekah malah bisa minus.
"Jangan anggap spiritual value itu enggak ada nilai ekonomisnya,” bilang Yusuf, mengingatkan kembali, sehebat-hebatnya matematika manusia, masih lebih hebat matematika spiritualnya Dia yang di atas sana.


:: THE MORE YOU GIVE THE MORE YOU GET

Ilmu modern, yang (sudah pasti) beraliran KAPITALIS, justru mulai menyadari hal ini....mulai banyak teori lahir tentang ini,... Semakin banyak anda memberi semakin banyak anda terima, ....teori ini diambil dari intisari dari kisah suksesnya para Kampiun dunia,..katakanlah  Soichiro Honda, Mark Zuckerberg pendiri Facebook, Bill Gate, dan ribuan nama-nama penyandang kesuksesan.... mereka memulainya dengan "RESPECT"...semakin banyak lagi yang diberi...semakin banyak lagi yang mereka dapat.

Disebut sebagai Mega Thinking..............Karena The More You Give The More You Get , Ketika kita berupaya untuk memberikan dengan jumlah banyak, maka kita akan mendapatkan dengan lebih banyak lagi. Dan berpikir mega akan memberikan kekuatan kepada kita untuk dapat memberi dalam jumlah banyak tersebut.

Dalam konteks The More You Give The More You Get, juga tercatat dalam QS Al Anaam ayat 160 disebutkan: 
“Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedangkan mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).”

Dalam implementasinya mulailah berpikir mega, Dengan kita berpikir mega, hasil makro dan mikro pasti akan kita dapatkan. Selalu kaji/asah diri kita dengan terus bertanya Apa yang telah kita berikan untuk Keluarga, Lingkungan,  Bangsa dan Dunia ? Apa yang telah kita berikan ? 

Demikian semoga menjadi Inspirasi untuk anda.....

pesan terakhir...saya perlu mengingatkan diri saya juga, .... sedekah saat ini masih jauh dari harapan...semoga diberikan kemampuan utk bersedekah, lebih banyak lagi...Aamiin ya rabbal Alaamin...

Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya “ ( Al Baqarah : 93 ) 


Salam,
Hendrawan


NOTE:
Sahabatku semua....jadilah selalu Penular Nilai-nilai Kehidupan atau disebut juga VALUE AMBASSADOR, When The Heart Rules the Mind,... yang pastinya akan memiliki nilai positif bagi lingkungan yang akan kembali ke diri anda, keluarga anda, dan tentu saja lingkungan...

Ingin memiliki bukunya? silahkan KLIK Disini .
Ingin baca sinopsisnya? silahkan Klik DISINI.


Rasakan perubahan ini dalam keseharian, dalam keluarga dan pekerjaan, setelah anda selesai membaca buku ini,  …… buku ini TIDAK akan membuat anda menjadi lebih Kompeten, lebih berkarakter atau lebih Komunikasi, tetapi secara perlahan dan bertahap akan membuat anda berbeda, mengerti akan kemampuan dan potensi diri, lingkungan, melebur menjadi seseorang yang bernilai, menjadi diri sendiri dengan jati dirinya, dan masuk dalam Lingkar Pengaruh sebagai Value Ambassador, karena semua ini menuju suatu pola dan anda akan merasakan pengalaman dari orang lain,  InshaAllah.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Atas kunjungan dan Komentar, saya mengucapkan Terima kasih, semoga bermanfaat, dapat memupuk pikiran positif & selalu dapat mensyukuri Nikmat Allah swt ..., ..Aamiin yra.

Salam,
Hendrawan