Minggu, 23 Juni 2013

Menjadi Dewasa adalah Pilihan....

ilustrasi dari mediabidan.com
Salah satu tagline iklan..."Menjadi TUA itu pasti, Menjadi DEWASA adalah Pilihan....."

Merenungi kata-kata itu....... teringat kisah ini...

Dalam satu acara di TV Swasta,  dikisahkan sebagai orang tua (Ayah) Tunggal yang memiliki seorang anak tunggal. Sang Ayah sangat menyayangi anaknya, dan dengan sejarah masa lalu si Ayah yang sangat prihatin karena pendidikan rendah, ...masa kelam yang dialami ayahnya tidak ingin terulang atau dialami oleh anaknya, akibatnya dia mendidik anaknya menjadi sangat keras.   


Di Masa kecil anaknya, si Ayah kadang mengajaknya bermain musik, bersenang-senang......digendong, ...dan hingga anaknya dewasa.... 
...dan ketika ternyata anaknya memilih menjadi pemain band, sering  mengisi acara musik di bar atau pub kecil....... ayahnya tidak setuju bahkan tidak pernah setuju anaknya utk menjadi pemusik, yang dia inginkan, anaknya dapat melanjutkan sekolah lebih tinggi.. Anaknya dimarahi habis-habisan.....

Disisi lain, si anak, yang banyak mengalami pendidikan keras ayahnya, sebenarnya, karena hanya ingin didengar, dan juga ingin mandiri, agar tidak lebih menyusahkan ayahnya, .....hingga acara tampil di konser besar untuk acara musik, ayahnya tidak mau menghadiri Penampilan anaknya di Acara bergengsi itu... padahal besar harapan anaknya dapat dihadiri sang Ayah sebagai suatu kebanggaan.

Di perjalanan, .....sambil menyetir, si Ayah gusar, ragu apakah akan menghadiri konser anaknya atau tidak, protret dan bayangan masa lalu terlintas bagaimana dia mendidik anaknya,....sambil sesekali memandang tiket undangan konser musik dengan COVER Photo anaknya ...dan karena tidak fokus pada jalanan...mobil yang dikemudikannya, menabrak truk....benturan keras terjadi, .......hingga Ayahnya meninggal dunia....

diakhir film muncul kata-kata ini...."Waktu yang tepat utk berbagi kasih sayang adalah sekarang! "

Entah apa yang mau disampaikan dalam pesan itu, apakah seorang Ayah yang seharusnya memperhatikan anaknya....atau anaknya yang seharusnya menyayangi ayahnya, yang sudah terlambat, krn tidak ada lagi didunia...

Intinya, jangan pernah menunda rasa sayangmu....sebagai ayah, ibu, anak, suami, isteri, atau sebagai apapun...karena kesempatan, secara tak terduga bisa saja hilang seketika....

Cerita diatas, cara mereka (Ayah dan Anak) berbuat sangat berbeda dari yang ditampilkan, namun pada dasarnya, keduanya sama-sama menyayangi....... hanya saja ungkapan/cara menyayangi mereka berbeda, karena sudut pandang yang berbeda....

Bagaimana bila itu terjadi pada anda? Apapun posisi anda saat ini, kita harus belajar dari cerita singkat tadi.... karena bersikap DEWASA itu adalah Pilihan... tapi setidaknya, marilah kita belajar utk menjadi dewasa..........semoga bermanfaat.

NOTE:
Nah, Sahabatku semua....jadilah selalu Penular Nilai-nilai Kehidupan atau disebut juga VALUE AMBASSADOR, When The Heart Rules the Mind,... yang pastinya akan memiliki nilai positif bagi lingkungan yang akan kembali ke diri anda, keluarga anda, dan tentu saja lingkungan...

Ingin memiliki bukunya? silahkan KLIK Disini .
Ingin baca sinopsisnya? silahkan Klik DISINI.


Rasakan perubahan ini dalam keseharian, dalam keluarga dan pekerjaan, setelah anda selesai membaca buku ini,  …… buku ini TIDAK akan membuat anda menjadi lebih Kompeten, lebih berkarakter atau lebih Komunikasi, tetapi secara perlahan dan bertahap akan membuat anda berbeda, mengerti akan kemampuan dan potensi diri, lingkungan, melebur menjadi seseorang yang bernilai, menjadi diri sendiri dengan jati dirinya, dan masuk dalam Lingkar Pengaruh sebagai Value Ambassador, karena semua ini menuju suatu pola dan anda akan merasakan pengalaman dari orang lain,  InshaAllah.

Tak lupa, Untuk anak-anakku, isteriku, saudaraku dan semua sahabat-sahabatku.... aku menyayangi kalian semua.... 


Salam,
Hendrawan

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Atas kunjungan dan Komentar, saya mengucapkan Terima kasih, semoga bermanfaat, dapat memupuk pikiran positif & selalu dapat mensyukuri Nikmat Allah swt ..., ..Aamiin yra.

Salam,
Hendrawan